Manik-manik kaca indo-pasifik |
Ada tiga kelompok bahan manik seperti emas, batu keras dan kaca.
Manik batu dikenal di Mesir dan Mesopotamia sejak 6500 SM, terbuat dari batu lapis lazuli, batu amber dari laut Baltik, batu merjan dari Laut Tengah.
Sedangkan di India pusat penyebaran manik sejak ribuan tahun SM berada di Cambay dekat Gujarat di India Barat dan Arikamedu di pantai Tenggara India.
Di Sumatera sejumlah situs arkeologi yang tersebar hampir merata diseluruh pulau didapati ribuan tinggalan artefak manik-manik kuna baik dari bahan kaca, batu dan sebagainya. termasuk jejak pembuatan manik-manik seperti lelehan manik-manik dan limbah manik tidak sempurna.
Manik-manik indopasifik asal Situs Keratuan Balaw (Abad 7 s/d 17 M.) Museum Negeri Lampung Rua Jurai |
Di Sumatera situs-situs penemuan manik-manikterdapat di Sumatera Utara (Lobu Tua dan Samosir), Sumatera Selatan (Kembang Ulen dan Palembang), Jambi (Muaro jambi) dan Lampung (Pugung Raharjo, Bujung Menggalow, Balaw dan Sumber jaya).
Berdasarkan beberapa literatur sejarah, bahwa Sriwijaya memproduksi manik-manik kaca dalam skala massal. Dan pada abad awal milenium ke 2M, masyarakat Lampung Kuna telah memperdagangkan jenis manik-manik ini sampai Kalimantan dan Nusa Tenggara dan hal itulah yang menjadi landasan dikemukakannya teori Sumatera tersebut.
Bentuk manik-manik bermacam-macam, dari cakram, silinder, pipa, kerucut, bulat, elips, cincin, tabular, prisma, kubus, segi empat panjang, segi lima, segi enam, kubus tanpa sudut, prisma tanpa sudut, belah ketupat, manik berleher pipih, tong, belimbing, bidang banyak bergalur, murbel, piramid terpengal, manik panel, beruas, manik burung, manik pancaran matahari, manik lukut tuma, dan lain-lain.
Dalam setiap masa selalu ada peninggalan arkeologis termasuk manik-manik. Rangkaian manik-manik pada masa prasejarah untuk tujuan keagamaan dikenal seperti aksamala (Hindu), tasbih (Islam) dan rosario (Nasrani).
Peninggalan manik kuna perlu dikaji dan dilestarikan sebagai acuan ilmiah atau pengembangan kerajinan manik di Indonesia khususnya Lampung. Karena selain menghasilkan cinderamata yang indah menunjang perekembangan pariwisata, manik-manik dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan hasil kerajinannya.
Narasumber ;
Dido Zulkarnaein
Penasehat gamolan Institute