Manuskrip dari kulit kayu dari Kota Agung, Tanggamus |
Koleksi Museum Negeri Provinsi Lampung
"Kalau
kita perhatikan dengan seksama, sebenarnya peradaban orang Lampung agak
tinggi, dengan alasan bahwa mereka selain memiliki bahasa sendiri, juga
mereka memiliki aksara Lampung, Kesusastraan pun ada pada mereka."
Testimoni di atas adalah petikan dari surat ke-10 Mayor Weitzel
(komandan pasukan Belanda dalam Perang Radin Intan II di Lampung) yang
ditulisnya di Kunyayan, Tanggamus, Lampung pada 18 Oktober 1856.
Gambar diatas adalah manuskrip terbuat dari kulit kayu, bertuliskan aksara Jawi (arab melayu) dan aksara Lampung dengan menggunakan bahasa Arab dan Lampung. Naskah dipenuhi gambar rajah berisi tentang sifat-sifat Allah, memang (mantra), kekebalan, pemikat bujang gadis dan cara bercocok tanam. Dalam tradisi tulisan kuno Masyarakat Lampung selain dari kulit kayu Halim (Aquillaria malacensis), medianya juga berupa batu, lontar, bambu, tanduk, dan logam. Isinya biasanya tentang mantra, ilmu pengobatan, silsilah, perjanjian dll.
Narasumber :
Rajo (Ajo) Arya Purbaya
Penasehat Gamolan Institute
ini tersimpan dimana??? sudah ada yang menterjemahkana artinya???
BalasHapus